Probolinggo – Organisasi besar tak pernah kekal tanpa kaderisasi yang sehat dan transparansi pengelolaan aset. Itulah sorotan tajam yang kini diarahkan kepada GP Ansor Cabang Kraksaan, setelah sejumlah ketua PAC secara terbuka menyampaikan kekecewaan mereka atas kevakuman kegiatan dan ketidakjelasan nasib inventaris organisasi. Isi Berita: Ricuh di tubuh internal Gerakan Pemuda Ansor Cabang Kraksaan kini tak lagi menjadi rahasia. Obrolan di grup WhatsApp resmi organisasi memanas, setelah beberapa Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) mempertanyakan kepemimpinan Zen Ubaidillah yang dinilai pasif selama hampir lima tahun menjabat sebagai ketua cabang. “Selama periode 2021–2026, bisa dibilang tidak ada satu pun kegiatan signifikan yang diselenggarakan oleh cabang,” ujar salah satu eks pengurus cabang yang meminta identitasnya disamarkan. “PAC-PAC seperti ditinggalkan berjalan sendiri-sendiri.” Puncak kekecewaan meletup saat Ketua PAC Gending, Muhlisun, menyampaikan komentarnya terhadap sebuah unggahan foto Ketua Cabang. Ia mempertanyakan langsung soal keberadaan sepeda motor listrik Gesits, salah satu inventaris organisasi yang hingga kini tidak diketahui kejelasan pemanfaatannya. “Tanyakan ketua bagaimana nasib atau inventaris Ansor sepeda Gesits?” tegasnya. Komentar tersebut memicu gelombang reaksi dari PAC lainnya. Ketua PAC Banyuanyar, Ipin, secara terbuka mengajak para ketua PAC untuk mendatangi Ketua Cabang dan meminta penjelasan. “Ayo gruduk cabang bareng-bareng, pak ketua. Selama ini diam saja terkait dengan inventaris organisasi,” tulisnya lantang. Tak hanya dari level PAC, nada protes juga datang dari unsur struktur Rijalul Ansor. Sekretaris Cabang Rijalul Ansor, Ahmad Ubaidillah alias Gus Ubeid, bahkan menyebut kepemimpinan cabang sebagai bentuk “kezaliman” terhadap organisasi. “Dzolim cabang reh,” tulisnya dalam bahasa Madura yang bermakna kekecewaan mendalam terhadap stagnasi organisasi. Di tengah derasnya kritik, yang mengejutkan adalah sikap diam pengurus cabang. Tidak ada satu pun klarifikasi atau pernyataan resmi yang disampaikan Ketua Cabang Zen Ubaidillah maupun jajarannya, baik di forum digital maupun secara tertulis. Keprihatinan kader atas arah dan tata kelola organisasi ini dianggap sebagai bentuk kepedulian, bukan pembangkangan. “Kita tidak ingin GP Ansor kehilangan arah, kehilangan kepercayaan, dan menjadi sekadar nama tanpa gerak,” ucap seorang ketua PAC lainnya. Pengamat organisasi kepemudaan dari Universitas Islam Negeri Malang, Dr. Hafid Subkhan, menilai bahwa fenomena seperti ini lazim terjadi ketika komunikasi struktural terputus. “Organisasi berbasis kaderisasi seperti GP Ansor membutuhkan ruang evaluasi terbuka dan kultur transparansi. Ketika itu tidak ada, maka yang muncul adalah frustrasi di tingkat bawah,” jelasnya. Penutup: Di tengah sorotan publik dan kader, GP Ansor Cabang Kraksaan kini berada di persimpangan. Apakah akan bangkit melalui refleksi internal dan restrukturisasi, atau terus larut dalam sikap diam yang memudarkan kepercayaan?
Tag Terpopuler
› BERITA TERKINI
› BREAKING NEWS
› INFOTERKINI
› NEWS
› SOSIAL POLITIK
Diamnya Pengurus, Suara Kader Menggelegar: GP Ansor Kraksaan Diterpa Isu Mandek dan Aset Tak Terurus
Diamnya Pengurus, Suara Kader Menggelegar: GP Ansor Kraksaan Diterpa Isu Mandek dan Aset Tak Terurus
Redaksi
Saturday, May 24, 2025 | May 24, 2025 WIB |
0 Views
Last Updated
2025-05-25T09:46:42Z